Headlines News :
Home » » Rubai Bin Amir (Pasukan Bertopikan Panci Masak)

Rubai Bin Amir (Pasukan Bertopikan Panci Masak)

Written By PEJUANG SUBUH KOTA BEKASI RAYA on Senin, 14 November 2016 | 03.32

Izzah Seorang Muslim : Rubai Bin Amir (Pasukan Bertopikan Panci Masak) Salah Satu Pasukan Sa'ad Bin Abi Waqash

Ketika Rubai di utus untuk menemui Rustum sebagai panglima Persia, datang dengan keledai membawa pisau dapur dan tombak yang dipinjam dari temannya. Ketika sampai di Istana, Rustum memerintahkan prajuritnya agar Rubai datang dengan perhormatan terhadapnya dan menghiasai seluruh istananya dengan Emas, bantal-bantal mewah dengan tujuan mengetahui apakah pasukan Muslim gila dengan harta.
Ketika Rubai datang dan melihat pemandangan tersebut, Rubai turun dari keledainya dan mengatakan "Bagaimana dengan undangan kalian?" Kata mereka, "Kau tidak bisa masuk, kecuali kau harus menghormati Rustum mengatakan "wahai Rustum yang terhormat saya pamit mau masuk" jawab Rubai " Saya tamu, dan saya yang harus dipamiti untuk masuk bukan saya yang pamit untuk masuk!". Lalu Rubai melihat disana ada tikar diatasnya ada permadani berhiaskan emas, oleh Rubai di ambil permadaninya di belah dua dengan pisaunya diambil dan diletakan diatas keledainya di anggap sebagai Ghadimah atau harta rampasan perang. Lalu Rubai berkata, "Ini pembukaan harta Rampasan perang kami kalau kalian tidak membuka pintu untuk saya masuk." Dan perlu diketahui Rubai ini adalah Sosok yang pendek kecil tidak kekar, sedangkan orang persia itu tinggi besar dan kekar-kekar.
Lalu Rustum memberikan masuk, dengan memerintahkan kepada prajuritnya "Baiklah, tutup pintu Gerbang buka sedikit saja. agar dia masuk tunduk kepada saya!" Tapi Allah memberikan cahaya kepada Orang beriman seperti Rubai, firasatul mukmin dengan membaca maksud dari Rustum tersebut. Karena dia berfikir ini adalah tipu daya, lalu dia membali kan badan dan bokong dia dan keledainya lalu dimasukannya dari belakang. Yang sehingga yang tadinya dia harus tunduk justru membelakangi Rustum. Lalu melapor prajurit dengan menceritakan keadaan seorang Rubai yang sudah merendahkan. Lalu jalan Rubai dengan Keledainya tanpa turun, dengan menggunakan pisau dapurnya Rubai melobangi bantal-bantal dan tombaknya digunakan untuk menusuk-nusuk karpet mewah istana yang sengaja untuk menarik perhatiannya. Hingga sampai dihadapan Rustum, berkata lah Rustum yang diterjemahkan oleh pelayannya "Hai orang-orang arab kaliankan dipadang pasir, pengembala dan tidak punya apa-apa kalau kalian butuh Harta bilang saja sebut apa yang kalian inginkan ambi ldan pulang, kalau kalian butuh gembalaan kami akan kasih berapapun Unta dan kambing berapapun yang kalian minta, kalau klian meminta jabatan pilihlah yang terbaik diantara kalian lalu aku jadikan pemimpin diantara kalian dan kami akan kasih gaji." Lalu Rubai berkata "Kami datang dari sana tidak butuh dengan harta yang kau pamerkan ini, kami datang dengan mengeluarkan Hamba termasuk kamu dan kami dari menyembah Makhluk menyembah kepada sang Pencipta Makhluk itu saja. Kalau kau patuh maka kau dengan kerajaan mu, kami akan pulang." Kisroh yang waktu itu dianggap sebagai tuhan "Berhenti menyembah Kisroh, Kisroh tetap dengan kerajaannya dan kau tetap sebagai panglima perangnya semua kau miliki tidak ada yang hilang.Itu saja" Kemuda Rustum menjawab,"Baiklah, izinkan aku berfikir. Mungkin butuh waktu" Rubai menjawab, "Berapa hari kalian butuh? 1 hari? 2 hari? "Tidak, mungkin Sebulan, 2 Bulan, atau 3 bulan kami akan musyawarah terlebih dahulu" jawab Rustum. Kata Rubai,"Kami akan kasih waktu kalian waktu 3 Hari, karena pemimpin kami Rasulullah Shlallahu'alaihi Wassalam mengizinkan musuh berfikir 3 Hari maksimal tidak boleh lebih dari itu. Kata Rustum meminta menerjemahkan kepada penterjemahnya, "Ini siapa? pemimpin mereka? kata Rubai, "Bukan, saya pasukan di paling belakang saya prajurit biasa. Lalu Rustum berkata " Kenapa bisa kamu ambil keputusan itu?" "Karena, Agama kami mengajarkan dari pemimpin kami hingga masyarakatnya terbiasa keputusannya Satu. Kalau saya sudah memberikan amanah, kemanan semua harus patuh terhadap pemimpin kami. Karena kami Satu Jasad",Jawab Rubai. Lalu kata Rustum, "baiklah izinkan orang ini pulang, lalu tulis kepada Kisro bahwa manusia yang kita hadapai 30.000 adalah manusia yang seperti Rubai. (Dengan menjelaskan ketegasannya) Untuk di hadapi susah, Keras, Tegas, dan memang maunya. Walaupun tetap peperangan berlangsung. Ibrohnya dari kisah Rubai adalah, Ketika seorang mengenal Allah harta menjadi kecil untuk dia, segala yang Allah haramkan dan seindah appaun di tinggalkan apapun itu.Dan senantiasa Allah selalu menjaga orang tersebut. Jalinlah hubungan baik dengan Allah, maka Allah akan baikan semua urusannya.
Share this post :
Comments
0 Comments
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Pejuang Subuh|Kota Bekasi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by PS. Bekasi